Kamis, 15 Agustus 2013

Yang tidak di sukai Belum Tentu Buruk

Setiap manusia pasti memiliki Impian dan harapan, aku pun sebagai seorang manusia yang hidup di dunia fana ini, juga memiliki banyak sekali impian dan harapan. dari kecil aku sudah punya cita-cita. aku sangat ingin sekali menjadi seorang Tentara Wanita. Namun seiring dengan berjalannya waktu, aku pun mulai remaja dan dewasa, aku mulai di minta orang tuaku untuk menjalankan syari'at agamaku yaitu menutup seluruh tubuhku mulai dari kepala sampai kaki, kecuali muka dan telapak tangan. dengan adanya kewajiban itu, semangatku untuk menggapai cita-citaku mulai redup, tapi itu tak menjadikanku terpuruk, karena aku sadar aku adalah seorang Muslimah yang harus selalu menjunjung tinggi syari'atku.

aku pun mulai mencoba mencari Impian yang lain, Harapan yang lain yang bisa aku lakukan walau aku berhijab. setelah aku lulus SMA aku mulai melirik dunia Psikologi. aku ingin mendalami Ilmu
itu, aku ingin masuk perkuliahan itu, tapi ternyata harapan itu terhalang lagi oleh restu Orang Tua. Ayahku tidak menyetujui apa yang aku pilih, ayah tak mengizinkan aku untuk masuk ke Jurusan Psikologi itu. aku benci, aku kecewa, apakah aku memang tidak di bisa di percaya. aku marah pada diriku sendiri.

orang tuaku memintaku untuk masuk ke dunia pendidikan, padahal aku tidak menginginkannya, aku tidak suka menjadi seorang pendidik pada waktu itu. karena ber-ribu alasan yang aku punya didalam hatiku. aku malah di minta untuk masuk ke Jurusan Tarbiyah Islamiyah. Setiap hari di kamarku, aku selalu menangis, merenung, dan mencoba untuk mencari jalan keluar. apakah aku harus menerima tawaran ayahku. aku bingung, aku galau, sampai akhirnya di dalam hatiku, aku mulai berkata: "mengapa setiap apa yang aku inginkan tak bisa aku dapatkan". aku terus bersedih dan merasa galau pada waktu itu, bingung antara menerima pilihan ayahku atau memperjuangan keinginanku. dalam hatiku ini terasa berkecambuk antara kata "Iya"  atau "Tidak".

akhirnya aku pun menyetujui pilihan ayahku. aku mendaftar di Jurusan yang di inginkan ayahku dengan hati yang tak Ikhlas, dengan hati yang masih tak rela. karena pikiranku waktu itu hanyalah Materi. aku tak ingin masuk dunia pendidikan karena pendidik itu jika aku lihat waktu itu sangatlah kurang sejahtera. Gaji mereka di bawah standart nasional yang di tetapkan. selain itu aku ini adalah anak pendiam yang begitu takut jika berbicara di depan orang banyak. tapi karena aku tidak ingin membantah orang tuaku, aku pun menjalankan perkuliahan di Jurusan yang di pilih orang tuaku. aku pun menjalani perkuliahanku dengan semangat. apalagi ketika aku sudah mengenal teman-temanku. 

kemudian dalam proses perkuliahan itu, ada saja yang membuat aku mulai down lagi dalam menjalani kuliahku. ketika itu, aku sangat membutuhkan komputer. aku minta pada orang tuaku untuk membelikanku komputer, tapi apa jawaban orang tuaku

" Nak maaf ya, ayah belum bisa membelikan kamu komputer, adik-adik kamu masih butuh buat bayar sekolah Nak. kamu ngalah ya sama adik-adik kamu".

dengan jawaban itu pupus harapanku untuk berkembang di perkuliahanku. di kamar kostku aku menangis, aku bersedih lagi, dan aku pun berucap kepada-Nya, "Ya Allah, kenapa ketika aku meminta sesuatu, tak satu pun bisa aku dapatkan. apakah aku hamba-Mu yang hina. kalau pun hamba memang hina, hamba mohon Ampuni hamba-Mu. hamba tau mungkin hamba ini selalu melupakan-Mu Ya Allah". teman-temanku tidak tau apapun yang aku alami, walau didalam kost aku tinggal dengan tiga temanku. aku menyembunyikan setiap kesedihanku. biarkanlah hanya Allah SWT yang tau.

aku masih ingat kata-kata itu, dan masih banyak lagi keluhan-keluhanku kepada-Nya. aku tau kita tidak boleh mengeluh kepada-Nya, tapi bagaimana lagi, hatiku merasa sakit, sedih antara menerima nasibku ini.  aku pun tak punya Komputer, jadi setiap ada tugas aku harus bolak-balik ke Warung Komputer, Warung Internet untuk mengerjakan tugas perkuliahanku walau dana ku pas-pasan. aku jadi makin tidak bersemangat dalam perkuliahan. dan lama kelamaan aku bisa menerima apa yang di pilihkan orang tuaku ini untukku. aku menerima jadi seorang pendidik. aku bersyukur orang tuaku masih mau mensekolahkan aku hingga aku dapat gelar S.Pd.I

dan sekarang aku mulai sadar setelah aku tau mulianya pendidik itu di mata Allah SWT. ilmuku jadi bertambah dan ilmuku jadi bisa bermanfaat bagi orang lain, karena bisa mencerdaskan generasi muda Indonesia, mengajarkan kepada anak yang awalnya tidak tau menjadi tau.  aku mulai mengenal dunia kerja, dan Lingkungan Masyarakat yang sesungguhnya. menjadi pendidik itu enak, dan bisa membuat kita lebih awet muda. apalagi sekarang aku mengajar anak-anak yang berusia 7 - 12 tahun. Uang bukanlah Segala-galanya lagi buatku, yang terpenting kemuliaan yang akan kita dapatkan kelak dari Allah SWT. kini jika aku ingat kata-kata burukku aku selalu beristighfar

ya dulu aku merasa bahwa Allah tak pernah menyayangiku, karena setiap apa yang aku inginkan tidak pernah aku dapatkan. dan Sekarang aku hanya Ingin mengucapkan "Forgive me God for my complaints. I feel ashamed to You. the less I get closer to you. forgive me for all my sins. Thank you for all the blessings that you gave (maafkan saya tuhan atas keluhan-keluhan saya. saya merasa malu kepada-Mu. saya yang kurang mendekatkan diri kepada-Mu. ampunilah atas segala dosaku. Terima kasih atas segala nikmat yang engkau beri )".


8 komentar:

  1. yakinlah aturan Allah itu memang yang terbaik untuk kita dear
    Makasih sudah berpartisipasi di GA perdanaku, sudah terdaftar ya ;)

    BalasHapus
  2. iya mbak betul. Alhamdulillah sekarang sudah berbeda. Nikmat itu tidak harus sebuah barabg atau pun uang, tapi kesehatan, kebahagiaan itu juga adalah suatu nikmat yang tak ternilai harganya. semoga suxes selalu ya Mom.. :)

    BalasHapus
  3. awalnya saya juga begitu bu,,_
    tak mengerti akan maksud dan kehendak orang tua,,_
    tapi setelah dewasa, saya mengerti dengan sendirinya.
    Yang kadang kala menurut kita baik belum tentu baik menurut pandangan orang lain.
    dalam hal inipun ternyata ALLAH telah mengupasnya dalam al-qur'an,,_
    subhallah ya bu,,_

    BalasHapus
  4. Semangat Mbaaa... aku pun masuk jurusan yang aku nggak suka, plus belum lulus. Tapi memang mungkin jalannya sudah di sini hihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya Semangat Juga buat mbak Sitti :-D. semoga segera lulus ya mbak

      Hapus
  5. Allah menetapkan sesuatu bukan dengan serampangan lho.... semuanya sesuai dan sangat cocok dengan kondisi hamba-Nya. masalahnya kita yang jarang bisa mengambil hikmah dalam kejadian.
    ==========================
    cara merawat kelinci hamil

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya setuju banget deh.. semua yang kita alami pasti ada Hikmah yang terbaik bagi kita

      Hapus